Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian

Halo, saya sama sekali bukan ahli psikologi, tapi kali ini saya mau mencoba menulis tentang gangguan kepribadian. Merangkum dan mennterjemahkan artikel doang sih sebenernya 😛

Disorder Rating
Paranoid: Low
Schizoid: Low
Schizotypal: Moderate
Antisocial: High
Borderline: Low
Histrionic: Very High
Narcissistic: Very High
Avoidant: Low
Dependent: Low
Obsessive-Compulsive: Moderate

Keragaman kepribadian adalah apa yang membuat seseorang unik. Namun, terkadang kepribadian dapat memanifestasikan dirinya dalam cara yang tidak pantas dan merusak. Gangguan kepribadian mewakili berbagai perilaku, pola pikir, dan tanggapan emosional yang destruktif dan abnormal. Gangguan kepribadian cenderung terbentuk pada masa remaja atau awal masa dewasa dan bertahan sepanjang hidup seseorang. Ada berbagai jenis gangguan kepribadian, dengan berbagai penyebab dan cara mengatasi, dimana sebagian gangguan kepribadian lebih mudah diatasi dibanding yang lain.  Posting ini akan memberi gambaran singkat tentang 10 jenis gangguan kepribadian yang umum diakui: Paranoid, Schizoid, Schizotypal, Antisocial, Borderline, Histrionic, Narcissistic, Avoidant, Dependent, dan Obsessive-Compulsive.

1. Paranoid

Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan terhadap orang lain dan kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang di sekitar Anda memiliki motif jahat. Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari maksud tersembunyi dalam segala hal dan membaca niat bermusuhan pada tindakan orang lain. Mereka mudah mempertanyakan kesetiaan teman dan orang yang dicintai dan sering bersikap dingin dan menjaga jarak dengan orang lain. Mereka biasanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan cenderung menyimpan dendam dalam waktu yang lama.

Gangguan kepribadian paranoid sulit diobati, karena paranoid seringkali sangat mencurigai para profesional medis. Kombinasi obat-obatan dan terapi bicara dapat efektif untuk memerangi gejala yang lebih merusak akibat gangguan ini.

2. Schizoid

Orang dengan gangguan kepribadian schizoid menghindari menjalin hubungan dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang membutuhkan sedikit kontak sosial. Keterampilan sosial mereka sering lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak humoris dan menjaga jarak oleh orang lain dan sering disebut “penyendiri.”

Adalah penting untuk membedakan schizoid dengan avoidant. Avoidants akan merasa cemas dalam situasi sosial namun memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri, sementara schizoids benar-benar hanya lebih suka menyendiri. Kadang-kadang sulit juga untuk membedakan antara penderita schizoids dan penderita sindrom Asperger.

Kelainan ini lebih sering ditemui dan sering lebih parah pada laki-laki. Schizoids biasanya tidak mencari pengobatan sendiri, melainkan dibujuk untuk menjalani pengobatan oleh orang yang dicintai.

3. Schizotypal

Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Kelainan ini ditandai oleh cara berpikir dan memahami yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dari orang lain. Mereka kadang-kadang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan indra keenam atau bahwa mereka terhubung melalui cara-cara tertentu dengan berbagai kejadian yang (sebenarnya) tidak berhubungan sama sekali dengan mereka. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan mengalami kesulitan berkonsentrasi untuk jangka waktu yang lama. Perkataan mereka biasanya rumit dan sulit untuk diikuti.

4. Antisocial

Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Namun, seringkali yang terjadi adalah hal sebaliknya. Alih-alih karena kurangnya keterampilan sosial, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocial cenderung untuk berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka ceroboh dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.

Sebagian besar penjahat di penjara memiliki gangguan kepribadian antisosial hingga derajat tertentu. Pengobatan gangguan ini sangat sulit, meskipun gejala gangguan antisocial sering berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

5. Borderline

Gangguan kepribadian borderline ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan perasaan rendah diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan mood yang terus menerus dan kemunculan rasa marah. Sering kali, mereka akan marah pada pada diri mereka sendiri, menyebabkan luka pada tubuh mereka sendiri. Ancaman dan tindakan bunuh diri biasa ditemui pada penderita borderline. Borderline berpikir dengan cara yang sangat hitam-putih dan seringkali sarat konflik dan ketegangan dalam berhubungan. Mereka juga cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi.

Gangguan kepribadian borderline dinamakan demikian karena pada awalnya dianggap berada di “perbatasan” gangguan jiwa. Kelainan ini relatif umum, mempengaruhi 2% dari seluruh orang dewasa. Perempuan lebih mungkin untuk menderita borderline daripada pria. Hampir 20% pasien rawat inap psikiatri adalah penderita borderline. Dengan pengobatan, pasien sering mendapati gejala mereka membaik.

Pengobatan borderline melibatkan terapi di mana pasien belajar untuk mengekspresikan perasaannya alih-alih melampiaskan perasaan mereka dengan cara yang merusak dan merugikan diri sendiri. Obat dapat membantu, dan perlu disertai dengan penanganan masalah penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang. Rawat inap singkat kadang-kadang diperlukan, terutama dalam kasus yang melibatkan episode psikotik atau ancaman/upaya bunuh diri.

6. Histrionic

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik adalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menginterupsi orang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa yang muluk-muluk untuk menjelaskan kejadian sehari-hari dan mencari pujian terus-menerus. Mereka mungkin mengenakan pakaian yang provokatif atau membesar-besarkan penyakit untuk mendapatkan perhatian. Histrionik juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa semua orang mengasihi mereka. Mereka sering manipulatif.

7. Narcissistic

Gangguan kepribadian narsistik ditandai oleh keegoisan. Seperti gangguan histrionic, orang dengan gangguan ini mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk menganggap mereka superior. Mereka cenderung pilih-pilih teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun memiliki kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat memanfaatkan orang lain.

Narsisme ini paling sering ditemukan pada pria dan penderitanya sering didiagnosis disertai dengan gangguan mental lainnya.

8. Avoidant

Gangguan kepribadian avoidant ditandai oleh kecemasan sosial ekstrem. Orang dengan gangguan ini sering merasa tidak memadai, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidants takut ditolak dan takut memperlakukan diri mereka di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan situasi yang baru untuk membenarkan menghindari situasi baru tersebut. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk menggantikan dunia nyata. Tidak seperti gangguan kepribadian schizoid, avoidants merindukan hubungan sosial, namun mereka merasa mereka tidak dapat memperolehnya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri rendah.

9. Dependent

Gangguan kepribadian dependent ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan gangguan ini cenderung melekat pada orang lain dan takut kehilangan mereka. Mereka rawan melakukan aksi bunuh diri saat terancam putus dengan orang yang digantunginya. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain membuat keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari suatu hubungan ke hubungan yang lain. Dependent sering berada dalam hubungan yang kasar. Kepekaan berlebihan terhadap penolakan (dalam berbagai hal, tidak hanya dalam masalah asmara) adalah lazim. Dependent sering merasa tak berdaya dan tertekan.

10.Obsessive-Compulsive.

Walaupun gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (Obsesseive Compulsive Personality Disorder / OCPD) terdengar mirip dengan gangguan kecemasan obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Anxiety Disorder / OCAD), keduanya adalah gangguan yang sangat berbeda. Orang OCPD terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Kebutuhan mereka untuk melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam rincian dan kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar terlalu tinggi bagi dirinya dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika orang lain tidak mampu mengikuti standarnya yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, mempercayai orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka juga menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang bersikap dermawan dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.

Potensi keberhasilan penanganan OCPD lebih baik daripada gangguan kepribadian lainnya. Kombinasi pengobatan dan terapi cenderung menghasilkan hasil yang positif.

Hanya tenaga medis profesional yang dapat mendiagnosis gangguan kepribadian seseorang. Namun, untuk mencari gambaran, kita dapat mencoba tes sederhana di http://www.4degreez.com/misc/personality_disorder_test.mv. Tes di website tersebut bertujuan untuk mengenali kemungkinan gangguan kepribadian yang kita miliki. Jika pada suatu kategori gangguan kepribadian kita mendapat nilai “Low” atau “Moderate”, artinya kecil kemungkinan kita mengalami gangguan kepribadian tersebut, namun jika kita mendapat nilai “High” atau “Very High”, artinya lebih besar kemungkinan kita memiliki gangguan kepribadian tersebut. Btw, if you guessed the figure above is my test result, yap you’re right, I’m antisocial, histrionic, and narcissistic 😛

7 thoughts on “Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian

  1. Thanks for the post for posting “Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian rizasaputra”.
    Imay undoubtedly be back for alot more reading through and writing comments shortly.
    With thanks, Cierra

Tinggalkan komentar